SALING KETERGANTUNGAN
A.
Saling Ketergantungan Antara Komponen Biotik dan
Abiotik
Manusia, hewan, dan tumbuhan tergantung pada
komponen abiotik. Misalnya, itik memerlukan udara untuk bernapas. Demikian juga
hewan lainnya. Tumbuhan selain membutuhkan udara untuk bernapas juga
membutuhkan cahaya untuk berfotosintesis. Hubungan saling ketergantungan di
antara kompoen abiotik dan komponen abiotik.
Salah satu unsur yang dibutuhkan oleh tumbuhan hijau
untuk fotosintesis adalah cahaya (misalnya cahaya matahari). Pada proses
fotosintesis, tumbuhan mengeluarkan oksigen. Oksigen yang dikeluarkan oleh
tumbuhan diperlukan oleh manusia, hewan, dan tumbuhan untuk bernapas. Saat
bernapas, makhluk hidup mengeluarkan karbondioksida dan uap air. Karbondioksida
merupakan salah satu zat yang dibutuhkan oleh tumbuhan hijau untuk
berfotosintesis. Demikian seterusnya, proses saling ketergantungan terus
berlangsung.
Komponen biotik dapat pula mempengaruhi komponen
abiotik. Contohnya adalah sebagai berikut :
1.
Tanah yang padat
dan tandus setelah dicangkul dan dipupuk oleh manusia menjadi gembur dan subur
sehingga daat ditanami.
2.
Cacing
menggemburkan tanah. Gerakan cacing tanah menimbulkan rongga udara dalam tanah,
sehingga tersedia udara yang diperlukan oleh akar tumbuhan.
3.
Akar pohon dapat
menyerap dan menahan air hujan, sehingga jika hujan tanah tidak tererosi dan tidak
terjadi banjir.
B.
Hubungan Saling Ketergantungan di Antara Komponen
Biotik
Contoh Ekosistem Air Laut
Perhatikan
berbagai komponen yang menyusun ekosistem akuarium. Tentunya kamu ingat peran
masing-masing komponennya, bukan? Tumbuhan dalam akuarium dan hewan yang ada
dalam akuarium, waktu bernapas mengambil oksigen yang terlarut dalam air.
Pernapasan hewan dan tumbuhan mengeluarkan CO2 dan HO2 ke dalam air yang digunakan oleh
tumbuhan hijau untuk fotosintesis dengan bantuan cahaya matahari. Proses
fotosintesis tersebut akan menghasilkan
makanan serta melepaskan O2 ke
air, yang diperlukan oleh hewan maupun tumbuhan itu sendiri. Saling
ketergantungan antarkomponen ekosistem tersebut dapat digambarkan sebagai
berikut.
1
. Hubungan antara komponen biotik dan
komponen abiotik
Keberadaan komponen abiotik dalam ekosistem sangat
mempengaruhi komponen biotik. Misal: tumbuhan dapat hidup baik apabila
lingkungan memberikan unsur-unsur yang dibutuhkan tumbuhan tersebut, contohnya
air, udara, cahaya, dan garam–garam mineral. Begitu juga sebaliknya komponen
biotik sangat mempengaruhi komponen abiotik yaitu tumbuhan yang ada di hutan
sangat mempengaruhi keberadaan air, sehingga mata air dapat bertahan, tanah
menjadi subur. Tetapi apabila tidak ada tumbuhan, air tidak dapat tertahan sehingga
dapat menyebabkan tanah longsor dan menjadi tandus. Komponen abiotik yang tidak
tergantung dengan biotik antara lain: gaya grafitasi, matahari, tekanan udara.
2
. Hubungan antara komponen biotik dengan
komponen biotik
Di antara produsen, konsumen dan pengurai adalah
saling ketergantungan. Tidak ada makhluk hidup yang hidup tanpa makhluk
lainnya. Setiap makhluk hidup memerlukan makhluk hidup lainnya untuk saling
mendukung kehidupan baik secara langsung maupun tak langsung. Hubungan saling
ketergantungan antar produsen, konsumen dan pengurai. Terjadi melalui peristiwa
makan dan memakan melalui peristiwa sebagai berikut:
a.
Rantai makanan
b.
Jaring-jaring makanan
c.
Piramida makanan
d.
Arus energi
Merupakan perpindahan energi dari tempat yang tinggi
ke tempat yang rendah.
Yaitu dari sinar matahari lalu produsen, ke konsumen
tingkat I, ke konsumen tingkat II
sampai pengurai. Sedangkan mineral membentuk
siklus. Energi yang dilepas sangat
kecil karena setiap organisme membutuhkan
energi dalam memenuhi kebutuhannya.
e . Siklus Energi
Merupakan perpindahan zat dari tempat
satu ke tempat yang lainnya. Akhirnya
akan kembali ke tempat zat itu berasal.
Keseimbangan
ekosistem dapat terjadi bila ada hubangan timbal balik di antara
komponen–komponen ekositem.
Semula produsen, herbivora dan karnivora berada pada
tempat tertentu. Tumbuhan sebagai produsen yang jumlahnya paling banyak.
Apabila ada hal-hal yang mengubah lingkungan maka organisme tersebut tidak akan
mengalami perubahan, tetapi jika jumlah organisme tidak terkendalikan akan
membahayakan organisme lainnya.